Berita

Di tengah kesulitan ekonomi dan dampak dari pandemi Covid-19, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Christa Jaya Kupang terus eksis dengan berbagai strategi marketing. Buktinya, dari sisi modal dan laba BPR ini masih menempati urutana pertama dari semua BPR di NTT. Komisaris Utama Bank Christa Jaya, Chris Liyanto, S.E, mengatakan hal ini usai melakukan Rapat Umum Pemegang Sahan (RUPS) tahunan BPR itu di Kupang, Sabtu (13/6). Chris mengatakan, laporan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) tahun buku 2019 sangat memuaskan. Hal ini terjadi karena peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan baik dari sisi aset, laba, dana pihak ketiga, modal dan kredit.


Selain itu penilaian ratio tingkat kesehatan bank baik dari sisi CAR (capital adequacy ratio), ROA (return on asset), return on equity (ROE) dan non performing loan (NPL) juga sangat memuaskan. Chris yang didampingi Manager Marketing, Wilson Liyanto, S.E, mengatakan, secara kuantitatif kinerja pertumbuhan aset BPR ini pada tahun 2019 bertumbuh sebesar 13 persen, laba bertumbuh 14 persen, dana pihak ketiga (DPK) bertumbuh 10 persen, modal bertumbuh delapan persen dan kredit bertumbuh 10 persen. Penilaian ratio tingkat kesehatan Bank BPR CJP tahun 2019 kata Chris, juga cukup baik. CAR berada pada predikat sehat dengan ratio sebesar 30,62 persen di mana standar ketentuan yang di tetapkan OJK adalah minimal 12 persen (= 12 persen). Ratio ROA berada pada predikat sehat dengan ratio sebesar 4,17 persen, di mana standar ketentuan yang ditetapkan OJK adalah = 1,215 persen. Begitu juga dengan tingkat NPL yang berada pada predikat sehat dengan ratio sebesar 0,26 persen, di mana ketentuan OJK adalah= 5 persen. Dan, penilaian ROE sebesar 18,94 persen dengan predikat sehat.

Menjawab pertanyaan seberapa besar laba dan aset, Chris menyebut, pertumbuhan aset pada tahun 2019 Rp 236 miliar, laba Rp 6,4 miliar dan modal 34 miliar. Ia juga mengatakan untuk tahun buku 2019, ratio NPL BPR Christa Jaya terendah di antara seluruh BPR di NTT. "Ini membuktikan bahwa secara permodalan dan kualitas kredit, BPR ini masih menjadi yang terbaik," katanya. Tentang target tahun 2020, ia mengatakan, saat ini memang tidak dapat dipungkiri dampak dari Covid-19 cukup mengganggu pertumbuhan BPR Christa Jaya.


"Tetapi, dapat kita pastikan bahwa posisi BPR Christa Jaya sampai saat ini masih sangat stabil. Ini dibuktikan dengan likuiditas BPR ini yang masih kuat dan dapat bertahan hingga saat ini. Walaupun dalam masa pandemi kini cukup banyak nasabah yang menarik dana mereka untuk kebutuhan operasional usaha maupun kebutuhan sehari-hari," katanya.

Tetapi di sisi lain, Chris mengatakan, permintaan kredit juga meningkat karena sebagian bank/leasing/perusahaan financing menutup layanan kreditnya, sehingga permintaan kredit kepada BPR Christa Jaya meningkat cukup tinggi di masa pandemi ini.

Belum lagi bank juga dihadapkan dengan berbagai kebijakan pemerintah, satu di antaranya relaksasi pembayaran kredit atau penundaan pembayaran. Hal ini memang cukup berdampak pada pendapatan dan laba BPR Christa Jaya. Chris merasa bersyukur karena pemerintah cukup bereaktif dengan memberikan beberapa kebijakan stimulus dan subsidi bunga yang memang cukup membantu menjaga perekonomian masyarakat.

Sedangkan Wilson Liyanto meminta masyarakat untuk berhati-hati ketika melakukan investasi pada lembaga keuangan lain.

Sebab banyak lembaga keuangan yang memberi iming-iming bunga yang besar, namun ketika nasabah ingin mengambilnya, lembaga itu tak bisa mengembalikan. Jika berinvestasi di bank ini kata dia, dana nasabah terjamin oleh lembaga penjamin simpanan (LPS). (Laporan Paul Burin)



Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul BPR Christa Jaya Peringkat 1 Sisi Modal dan Laba, https://kupang.tribunnews.com/2020/06/16/bpr-christa-jaya-peringkat-1-sisi-modal-dan-laba.
Penulis: Paul Burin
Editor: Hermina Pello